cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
ISSN : 08520720     EISSN : 25023616     DOI : 10.30821
MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman is a peer reviewed academic journal, established in 1976 as part of the State Islamic University of North Sumatra Medan (see: video), dedicated to the publication of scholarly articles in various branches of Islamic Studies, by which exchanges of ideas as research findings and contemporary issues are facilitated. MIQOT is accredited as an academic journal by the Ministry of Education and Culture, Republic of Indonesia (SK Dirjen Dikti No. 040/P/2014) valid through February 2019. Miqot welcomes contributions of articles in such fields as Quranic Studies, Prophetic Traditions, Theology, Philosophy, Law and Economics, History, Education, Communication, Literature, Anthropology, Sociology, and Psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 40, No 2 (2016)" : 12 Documents clear
THE POSITION OF ISLAM NUSANTARA IN GEOPOLITICAL DINAMYCS OF ISLAMIC WORLD Abdul Chalik
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 40, No 2 (2016)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v40i2.311

Abstract

Abstract: During the weakening of bargaining position of Islam in world’s view because of terrorism issue after the ‘Black September 2001’, ISIS arise, a socio-political organization that is even more extreme than the predecessor, al-Qaeda. ISIS not only make the West afraid because of all the exploitation, especially after the Paris terror in the mid of November 2015, but also hurt the feeling of Muslims as they involve the name of Islam-while the behavior is contrary to the belief in Islam. Geopolitically, the position of Islamic world is in dilemma; one side it must deal with the Muslims, while on the other side it should be in synergy with foreign powers against its own nation or brothers. The Islamic world position to face the power of ISIS is weak. Different from ISIS or al-Qaeda which is extreme and exclusive, Islam Nusantara is on the contrary. This article was written by a descriptive-explorative method by presenting the issues of the Islamic world today and its relationship with the ideology of Islam Nusantara being built.Abstrak: Peranan Islam Nusantara dalam Dinamika Geopolitik Dunia Islam. Tulisan ini berangkat dari kegelisahan terhadap lahirnya ISIS, sebuah gerakan sosial politik yang lebih ekstrim dibandingkan dengan pendahulunya, al-Qaeda. Satu sisi, organisasi ini tidak saja membuat Barat ketakutan atas segala sepak terjangnya, terutama pasca teror Paris di pertengahan Nopember 2015, pada sisi yang lain juga menciderai perasaan umat Islam karena dianggap mendompleng atas nama agama (Islam)—sementara perilakunya berlawanan dengan ajaran Islam. Secara geopolitik posisi dunia Islam mengalami dilema; satu sisi harus berhadapan dengan Muslim sendiri sementara pada sisi yang lain harus bersinergi dengan kekuatan asing untuk melawan bangsa atau saudara sendiri. Berbeda dengan Islam ala ISIS atau al-Qaeda yang bercorak ekstrim dan eksklusif, Islam Nusantara berpandangan sebaliknya. Artikel ini ditulis dengan metode ekploratif deskriptif—dengan menyajikan persoalan dunia Islam saat ini dan hubungannya dengan ideologi Islam Nusantara yang sedang dibangun.Keywords: Islam Nusantara, Islamic world geopolitics, ISIS
KONSTRUKSI PENDIDIKAN KESEHATAN LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM Ismail Efendy
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 40, No 2 (2016)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v40i2.305

Abstract

Abstrak: Islam sebagai agama sempurna bukan saja menjelaskan dimensi ideologis dan ritual agama saja, tetapi juga memberikan pencerahan kepada manusia tentang lingkungan. Dalam perspektif Islam, manusia diharapkan mampu membina relasi yang harmonis bukan saja dengan Allah sebagai pencipta, dengan manusia lainnya, tetapi juga dengan alam. Artikel ini merupakan kajian kepustakaan yang mengkaji pandangan Islam tentang konsep pendidikan kesehatan lingkungan hidup. Ditemukan bahwa meskipun dunia Barat modern telah mencanangkan urgensi pendidikan lingkungan hidup, agama Islam sejak lama memberikan gambaran detil tentang urgensi pendidikan lingkungan hidup untuk kemaslahatan manusia. Islam menegaskan perihal kewajiban setiap Muslim untuk memanfaatkan, memelihara dan melindungi alam secara arif, dan upaya ke arah tersebut merupakan bagian dari sikap tunduk dan ibadah kepada Allah Swt. Abstract: The Construction of Environmental Health Education in Islamic Perspective. Islam as a way of life not only explains the ideological dimension and religious rituals, but also gives enlightening to people about the environment. In Islamic perspective, man is expected to foster a harmonious relationship not only with God as the creator, with other human beings, but also with nature. This article is a library research that examines Islam’s opinion about the educational concept of environmental health. It was found that although the modern Western world has proclaimed the urgency of environmental education, Islam for a long time gives a detailed description about the urgency of environmental education for the benefit of mankind. Islam asserts the obligation for every Muslim to utilize, maintain and protect nature in a wise, and the direction effort is part of subservience and worship to Allah. Kata Kunci: Islam, al-Qur’an, hadis, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup
THE RITUAL OF KHANDURI LAÔT IN LOWLAND ACEH: An Ethnographic Study in South, South West and West Aceh Abdul Manan
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 40, No 2 (2016)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v40i2.300

Abstract

Abstract: This article aims to describe and analyze critically about the ritual of khanduri laôt in lowland Aceh. This annual ritual has been performed from one generation to another for it cannot be separated from the life of fishermen and it leaves a deep impression among the participants. This research is a field research and its data is obtained through meticulous observation of the ritual action and in-deep interview, discussion with the main protagonists of the ritual performance. The result of the research shows that the village fishermen made the offering (cosmological exchange) besides reciting the verses from the Qur’an. The offering is made to “the possessor of the fish” and is also given to “the sea water spirit” who takes care of the fish pond, the coast sea, the sea’s surface, the waves, and the deep sea. The village fishermen considered that cosmological exchange is important to be done as the protection for the fishermen from harm at sea besides the fish will go near the sea coast and taste the khanduri so that the fishermen can easily catch them. Abstrak: Ritual Kenduri Laut di Daratan Aceh: Kajian Etnografi di Aceh Selatan, Barat dan Baratdaya. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara kritis tentang ritus khanduri laôt di dataran rendah Aceh. Ritus tahunan ini telah dilaksanakan dari generasi ke generasi karena tidak dapat dipisahkan dari kehidupan nelayan dan meninggalkan impresi yang mendalam diantara pengikutnya. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dan datanya diperoleh melalui pengamatan terhadap aktivitas dan upacara ritus, wawancara mendalam dan diskusi dengan informan kunci. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa nelayan desa membuat sesajian (pertukaran cosmos) selain membaca ayat-ayat al-Qur’an. Sesajian juga dibuat untuk the possessor of the fish, dan juga kepada the sea water spirit yang menjaga kolam ikan, pantai laut, permukaan laut, gelombang dan laut dalam. Nelayan-nelayan desa menganggap bahwa pertukaran kosmos perlu dilakukan sebagai proteksi bagi mereka dari gangguan di laut dan ikan akan pergi mendekat ke tepian dan memakan sesajian, sehingga nelayan bisa menangkapnya dengan mudah. Keywords: ritual of the khanduri laôt, sea water spirit, cosmological exchange
BUDAYA AKADEMIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN DAYAH SALAFIYAH DI ACEH Silahuddin Silahuddin
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 40, No 2 (2016)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v40i2.296

Abstract

Abstrak: Artikel ini mengkaji budaya akademik dalam sistem pendidikan dayah Salafiyah di Aceh. Secara historis, dayah dikenal telah melahirkan banyak ulama dari berbagai disiplin ilmu, sehingga akan menarik untuk mengkaji perkembangan budaya akademik pada sistem pendidikan dayah yang melahirkannya. Artikel ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dan menemukan bahwa budaya akademik di dayah Salafiyah masih belum berkembang. Kondisi ini lebih disebabkan oleh empat faktor, yakni budaya akademik di dayah telah berkembang secara turun temurun, masih menggunakan kurikulum dan metodologi pengajaran yang masih  tradisional, serta organisasinya belum dikelola dengan manajemen yang sistematis. Keempatnya berpengaruh pada budaya akademik dalam sistem pendidikan dayah yang meliputi budaya belajar, memberi pendapat, pengembangan keilmuan, dan berorganisasi.Abstract: Academic Culture of Dayah Salafiyah Education System in Aceh. As a center of education, propagation, and religious development, Dayah (traditional Islamic boarding school) has produced a large number of ulama from various fields of disciplines. This article attempts to study academic culture of Dayah Salafiyah education system in Aceh. This articles utilizes qualitative approach, and found that academic culture of Dayah Salafiyah has not yet developed. It is argued that there are at least four aspects that underpins the condition, namely, academic culture, the use of traditional curriculum, methology as well as organization. In reality, however, the academic culture of Dayah has not shown an open and inclusive culture. As such, the existence of Dayah has been put under a big question mark. Although the number of Dayah has been significantly increasing in Aceh Besar, its teaching and learning quality has been declining, and its roles in government and community system have also been weakening.Kata Kunci: budaya akademik, dayah, Salafiyah, sistem pendidikan
KHILÂFIYAH NAHWIYYAH: Dialektika Pemikiran Nahwu Basrah dan Kufah dalam Catatan Ibn al-Anbâri Asrina Asrina
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 40, No 2 (2016)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v40i2.289

Abstract

Abstrak: Nahu telah melewati berbagai diskusi, orientasi dan aliran sepanjang sejarahnya. Setiap aliran nahu mempunyai metode sendiri yang dapat diidentifikasi dari penggunaan dalil-dalil nahu dalam menetapkan kaidah nahu dan argumentasi yang dibangun untuk menjelaskan masalah-masalah nahu. Pemikiran-pemikiran yang dilontarkan oleh para ahli nahu merupakan salah satu cara untuk membedakan antara satu aliran dengan yang lainnya. Sebagai seorang ahli nahu, Ibn al-Anbâri telah menulis banyak karya ilmiah yang berkaitan dengan nahu dan ilmu lainnya. Ibn al-Anbâri telah melahirkan sebuah karya yang monumental dalam masalah khilâfiyyah nahwiyyah yang dikenal dengan al-Inshâf. Ibn al-Anbâri mempunyai metode tersendiri dalam menjelaskan masalah-masalah khilâfiyyah nahwiyyah melalui maha karyanya itu. Kajian ini berupaya untuk menjelaskan dan menganalisis khilâfiyyah nahwiyyah, dan metode Ibn al-Anbâri dalam memaparkan khilâfiyyah nahwiyyah.Abstract: Khilâfiyah Nahwiyyah: Dialectics of Nahwu Basra and Kufah Thoughts Reflected in Ibn al-Anbâri’s Notes. Nahwu has been passed a lot of discussion, orientation and direction throughout its history. Each Nahwu has its own method that can be identified from the use of nahwu arguments in applying of nahwu rule and arguments that are constructed to explain the nahwu problems. The thoughts that were raised by the nahwu experts are a way to distinguish between one ideology to another. As an expert of nahwu Ibn al-Anbâri has written many scientific papers that related to nahwu and other sciences. Ibn al-Anbâri has spawned a monumental work in khilâfiyyah nahwiyyah problems that known as al-Inshâf. Ibn al-Anbâri has its own method in explaining khilâfiyyah nahwiyyah problems through his masterpiece. This study tries to describe and analyze khilâfiyyah nahwiyyah and Ibn al-Anbâri methods in describing the khilâfiyyah nahwiyyah.Kata Kunci: nahu, Basrah, Kufah, khilâfiyyah nahwiyyah, Ibn al-Anbâri
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU PAI DI ACEH Zulfikar Ali Butho
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 40, No 2 (2016)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v40i2.291

Abstract

Abstrak: Pengembangan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di wilayah Kota Lhokseumawe dilatarbelakangi oleh kompetensi guru Pendidikan Agama Islam mengalami kemunduran dari beberapa indikator profesionalisme. Artikel ini mengajukan temuan, yang didasarkan pada teknik pengumpulan data kualitatif yang dideskripsikan melalui analisis dekriptif, bahwa pengembangan kompetensi profesionalisme guru di Kota Lhokseumawe belum sepenuhnya mengalami perkembangan. Langkah-langkah pengembangan kompetensi profesionalisme guru adalah melalui belajar mandiri, mengikuti pelatihan individu, diskusi dan rapat dewan guru, melakukan penguatan melalui kegiatan Kerja Kelompok Guru, serta melakukan pusat kegiatan guru pada tingkat kecamatan. Lebih jauh ditemukan bahwa kendala utama pengembangan kompetensi profesionalisme guru adalah pelatihan guru berjalan di tempat, kurangnya alokasi dana peningkatan guru, terjadinya penurunan motivasi, dan kurangnya penguasaan informasi dan teknologi.Abstract: The Development of Professionalism Competence of Islamic Education Teachers in Aceh. The development in Islamic Education Teachers Lhokseumawe City area, against the background by the competence of teachers of Islamic education suffered a setback of several indicators of professionalism. The findings based on qualitative data collection techniques are described through descriptive analysis reveals that the development of professional competencies of teachers in Lhokseumawe city has not shown significant growth. Efforts to develop  professional competence of teachers are done through independent study, individual training, discussions and meetings of the board of teachers, strengthening through teachers’ group work, and organizing centre for teachers’ activities at the district level. However, the whole process of the training for teachers of Islamic education became stagnant, the budget cut for improving the quality of teachers, less motiveted, and lack of mastery of information and technology.Kata Kunci: guru, kompetensi, profesionalisme, pendidikan agama Islam
PROBLEMATIKA FUNDRAISING ZAKAT: Studi Kasus BAZNAS di Sumatera Utara Saparuddin Siregar
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 40, No 2 (2016)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v40i2.299

Abstract

Abstrak: Penghimpunan zakat di Indonesia telah memiliki payung hukum yang jelas. Akan tetapi, data penghimpunan (fundraising) zakat dan infak Badan Amil Zakat Nasional di Sumatera Utara periode 2015 menunjukkan perolehan zakat yang masih rendah yaitu hanya Rp. 14,55 milyar, dan infak sedekah Rp. 4,82 milyar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan yang dihadapi amil dalam penghimpunan zakat untuk menemukan rekomendasi solusi pemecahannya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan mengambil sampel secara purposive beberapa cabang Badan Amil Zakat Nasional se-Sumatera Utara yang memiliki penghimpunan zakat terbesar. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan teknik wawancara. Metode analisis yang digunakan adalah dengan melakukan kristalisasi terhadap beberapa permasalahan pokok, sehingga didapati permasalahan yang paling mendasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa undang-undang dan peraturan zakat belum terlaksana secara efektif, pemerintah kurang memberi perhatian terhadap pengelolaan zakat, dan tidak dimilikinya sumber daya manusia profesional.   Abstract: The Problems of Zakat Fundraising: A Case Study of BAZNAS in North Sumatra. Alms’ (zakat) fundraising in Indonesia has had comprehensive regulations. However, the collection amount of Alms and charity expenditure (infaq) by BAZNAS in North Sumatera in 2015 still low, it is only Rp 14.55 billion of Alms and Rp 4.82 billion of charity expenditure. This study aimed to analyze the problems faced by the alms collector (Amil) and to find the solutions. This study was descriptive research that took a purposive sample in some of BAZNAS’s Branches in North Sumatera which have big amount of alms collection. The data were obtained using a questionnaire and interview techniques. The analytical method used to perform crystallization of some main issues, so that the most fundamental problem was found. The results showed that the laws and regulations of alms is not implemented effectively, the governments less on given attention to the management of alms and have not professionals human resources.Kata Kunci: zakat, fundraising, Badan Amil Zakat Nasional, Lembaga Amil Zakat
ETIKA PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF IMAM AL-NAWAWÎ Salminawati Salminawati
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 40, No 2 (2016)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v40i2.259

Abstract

Abstrak: Kebijakan pendidikan nasional menghendaki para pendidik di Indonesia harus memiliki empat kompetensi, di antaranya adalah kompetensi kepribadian. Pendidikan nasional juga menegaskan urgensi penanaman karakter oleh pendidik terhadap peserta didik, sehingga para pendidik pun dituntut memiliki karakter yang telah ditetapkan. Artikel ini mengkaji tinjauan fukaha terhadap etika pendidik dalam Islam. Di antara fukaha di dunia Islam, Imam al-Nawawî telah memberikan ulasan tentang etika pendidik dalam Islam. Berdasarkan analisis isi terhadap karya Imam al-Nawawî, ditemukan bahwa seorang pendidik Muslim dituntut memiliki etika yang harus dipahami dan diamalkan dalam proses pembelajaran, yang terdiri atas etika pendidik dari aspek kepribadian, etika pendidik dari aspek kegiatan ilmiah, dan etika pendidik dari aspek penyampaian pembelajaran. Artikel ini telah menegaskan bahwa khazanah Islam tentang etika pendidik sangat kaya, dan harus diaktualisasikan dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia.Abstract: Teacher’s Ethic in the Perspective of Imam al-Nawawî’s Thought. National education policies require educators in Indonesia to have four competencies; among of it is personality competences. National education reiterated the urgency of the character building by educators to students, so that the educators were required to have a character that has been decided. This article examines the Jurists review toward educators’ ethics in Islam. Among of jurists in Islamic world, Imam al-Nawawî has given reviews on educators’ ethics in Islam. Based on a content analysis of Imam al-Nawawî work, it was found that a Muslim educators are required to have ethics that must be understood and practiced in the learning process, which consists of educators ethics from personality aspects, educators ethics from scientific activity aspect, and educators ethics from learning delivery aspects , This article has been asserted that the Islamic literatures about the educators ethics is very much, and must be actualized in Islamic education in Indonesia.Kata Kunci: al-Nawawî, etika, pendidik, kepribadian, kegiatan ilmiah, pembelajaran
KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM DAN PENDIDIKAN SEKULER Hasbullah Hadi
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 40, No 2 (2016)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v40i2.304

Abstract

Abstrak: Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah kebijakan pendidikan nasional terhadap pendidikan Islam dan pendidikan sekular. Pada mulanya, sekularisme memang hanya berbicara tentang hubungan antara agama Kristen dan negara saja. Namun kemudian berkembang merambah kepada seluruh aspek kehidupan dunia manusia, dan juga masuk ke dalam berbagai pemikiran para filsuf dan kaum intelektual pada saat itu. Selanjutnya, ide pemikiran sekularisme ini juga masuk menyebar ke dunia Islam dan juga masuk ke dalam undang-undang sistem pendidikan nasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kebijakan sistem pendidikan nasional terhadap keberadaan pendidikan Islam dan pendidikan sekular. Penelitian ini adalah studi literatur yang sumber datanya dari buku-buku dan dokumen tertulis. Setelah dianalisa, ditemukan bahwa dasar pemikiran sekularisme yang bertentangan dengan ajaran Islam telah mempengaruhi kebijakan sistem pendidikan nasional.Abstract: National Education Policy toward the Existence of Islamic and Secular Education. The main problem in this research is a national educational policy towards Islamic education and secular education. At the outset, secularism is only talking about the relationship between Christianity and state. Then it develops extended to all aspects of the human world, and entered into the philosophers thinking and intellectuals at the time. Furthermore, the idea of secularism is spread to the Islamic world and entered into the law of national education system. The purpose of this research was to determine the policy of the national education system to the presence of Islamic education and secular education. This research is a review of literature which the data sources from books and written documents. After analysis, it was found that the rationale of secularism in contradiction with Islamic teachings that have influenced policy of the national education system.Kata Kunci: pendidikan, Islam, sekuler, kebijakan, politik hukum
POLITIK HUKUM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA Muhammad Ramadhan
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 40, No 2 (2016)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v40i2.298

Abstract

Abstrak: Politik hukum merupakan sesuatu yang mendasari kebijakan dasar diundangkannya suatu regulasi, dan dasar kebijakan diberlakukannya suatu regulasi tertentu dalam tatanan sistem hukum nasional. Pengaturan dan keberlakuan  regulasi perbankan syariah di Indonesia dalam perspektif politik hukum adalah sesuatu yang patut untuk dipahami. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan komparatif deskriptif sebagai analisis berpikirnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa regulasi perbankan syariah menjadi cerminan dalam dimensi kebijakan dasar (basic policy). Regulasi perbankan syariah merupakan respons atas perkembangan industri perbankan syariah yang membutuhkan jaminan kepastian hukum dan keadilan hukum dalam suatu regulasi yang jelas. Dalam dimensi kebijakan keberlakuan hukum (enactment policy) regulasi perbankan syariah diyakini memberikan manfaat (utility) dan kemaslahatan bagi masyarakat Indonesia dan dipandang sejalan dengan tujuan ekonomi nasional. Eksistensi regulasi perbankan syariah di Indonesia saat ini memperkuat teori positivisasi hukum Islam dan memperkuat paradigma hukum profetik dalam sistem hukum nasional.Abstract: Legal Policy of Islamic Banking in Indonesia. Legal policy is something that underlies basic policy of a regulation and a basic policy of enactment specific regulation in the national legal system order. Setting and enforceability of Islamic banking regulations in Indonesia on political law perspective is something that deserves to be understood. This study uses qualitative research with descriptive comparative as its thinking analysis. This study shows that the regulation of Islamic banking was a reflection of basic policy dimension. Islamic banking regulation was a response to growing Islamic banking industry that need of legaly and legal justice in a clear regulation. In the enactment of policy dimension, regulation of Islamic banking is believed to provide utility and benefit for Indonesia people and seen as a goal of national economic objectives. The existence of Islamic banking regulations in Indonesia nowadays reinforces the theory of Islamic law positivism and strengthening the legal prophetic paradigm in the national legal system.Kata Kunci: politik hukum, perbankan syariah, positivisasi, hukum profetik

Page 1 of 2 | Total Record : 12